Rektor UIN Sebut Model Pendidikan Konvergensi Menginspirasi


BANDAR LAMPUNG (Lampost.co) — Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung Moh Mukri mengapresiasi jurnalis pertama di Lampung yang meraih gelar doktor Iskandar Zulkarnain sekaligus Pimpinan Redaksi Lampung Post.  

Menurut dia, yang dapat menginspirasi jurnalis yakni penelitian yang dilakukan Iskandar mengupas mengenai Pengembangan Model Pendidikan dan Pelatihan Konvergensi Media dalam Meningkatkan Mutu Jurnalistik Berbasis Karakter Studi pada Sekolah Jurnalisme Indinesia (SJI) – PWI.

“Ini model penelitian baru yang perlu diapresiasi, terlebih terkait pengembangan pendidikan konvergensi media berbasis karakter, tentu sangat luar biasa karena sangat jarang seorang jurnalis berkeinginan kuat menempuh pendidikan S3 untuk mengembangkan produktivitas media,” ujarnya, Rabu (29/8/2018).

Ia mengatakan, hasil penelitian yang dilakukan oleh Iskandar dinilai berhasil karena pada konsep yang ditawarkan dalam pengembangan mutu jurnalis berbasis karakter sangat relevan dengan era modern saat ini, atau yang biasa disebut dengan zaman now.

“Saya kira tidak perlu diragukan lagi hasil penelitian yang dilakukan Iskandar. Pointnya sangat baik, ingin mengembangkan mutu jurnalis berbasis karakter. Bila jurnalis sudah berkarakter tentunya hasil karya yang dihasilkan akan berkualitas,” ujar dia.

Pada ujian terbuka yang akan digelar di GSG UIN Raden Intan bertujuan untuk mengenalkan bahwa yang bersangkutan segera meraih gelar doktor. Di ujian terbuka ini akan dilihat sejauh mana pembaharuan, dan sumbangsih karya ilmiahnya terhadap dunia jurnalistik,  terobosan, dan inovasi terbaru bagi perkembangan media konvergensi.

Dari karya yang ditulis, kata mukri, bahwa Iskandar memberikan penekanan bahwa profesi wartawan di era broadcast tumbuh luar biasa, dengan kondisi digital dan hingar bingar teknologi,  maka seorang jurnalis harus punya pegangan etika, kode etik yang selalu dipegang teguh bagi seorang jurnalis. Sehingga hasilnya bisa dipertanggung jawabkan, serta ikut mencerdaskan masyarakat dan tidak bikin hoaks.

“Karya tulisnya memberi landasan normatif bahwa seorang jurnalis dalam suasana apapun harus bisa menjaga idealisme dan menyampaikan kebenaran,” kata Mukri yang juga ketua tim penguji.